Sabtu, 29 Oktober 2016

PLPG kakak...

PLPG alias Pendidikan & Latihan Profesi Guru, pasti ditunggu-tunggu oleh guru-guru yang belum sertifikasi. Kenapa? Ha..ha...sepertinya semua sudah tau ya, kalau sudah lulus PLPG dan UTN, guru akan dapat setifikat, lalu dapat tunjangan sertifikasi. Kalau nggak salah untuk PNS besarnya 1 kali gaji pokok, kalau guru swasta 1,5 juta bagi yang belum inpassing, sedangkan yang sudah inpassing (penyesuaian golongan) akan sama dengan PNS.

Sebenarnya siy nggak masalah kalau pemerintah membedakan besarnya tunjangan serifikasi guru swasta yang belum inpassing, mungkin mereka belum yakin dengan kompetensi guru swasta. Tapi mbok ya buat proses inpassingnya yang transparan. Ada dua guru di tempat kami yang sudah beberapa tahun mengurus inpassing kebingungan dan sampai saat ini belum ada hasil apa-apa. yah gitulah nasib guru swasta...halah jadi curcol

Ok kembali lagi ke 'jalan yang benar', yaitu cerita PLPG yang saya jalani.
Sebelum masuk PLPG tentunya ada beberapa tahapan yang harus dilewati dong ya...nah ini tahapan yang saya lewati.

  1. Selalu cari info tentang sertifikasi guru, kebetulan Dikdas Jakarta Timur memiliki blog berisi info-info dari dinas. Hari Jumat, 1 April 2016 ada edaran tentang pemberkasan calon peserta PLPG dan SG-PPG. Kalau mau lihat surat edarannya ada disini.
  2. Selanjutnya masih ada melengkapi pemberkasan yang infonya juga di dapat dari blog ini, dan biasanya waktu dari hari pengumuman dengan batas akhir melengkapi berkas sangat mepet. Jadi....supaya jangan terlewat pengumumannya minimal sehari harus buka blog ini 3x, pagi siang dan malam hari. Eaaa...seperti waktu makan sehari 3x, yah...namanya juga usaha harus rajin dong ya.
  3. Setelah itu menunggu waktu seleksi calon peserta PLPG yang bisa ikut sesuai kuota. Sambil tetap rajin membuka sergur.kemdiknas.go.id dan blog dinas Jaktim.
  4. Rabu 5 Oktober 2016, akhirnya ada info pengambilan form A1 dari dinas. DI pengumuman itu ada daftar nama peserta yang bisa cetak form A1 dan syarat yang harus di bawa. Yang mau tau syaratnya bisa lihat disini
  5. Masih harus rajin memantau info dari web LPTK tempat kita bernaung kalau di UHAMKA webnya rayon137.uhamka.ac.id
  6. Sampai akhirnya nama saya muncul di peserta PLPG tahap 2.
Daaan.....perjalanan PLPG dimulai kakak :)

Update (terlambat sangat ya...)
Selama 10 hari PLPG di Graha Insan Cita, saya belajar materi profesional dan pedagogik, sayangnya materi yang segambreng itu dipadatkan dalam waktu yang pendek, bisa ditebak yang nyangkut di otak berapa persen, tapi lumayan daripada nggak nambah ilmunya. Meski rempong tapi sensasi belajar/sekolah/kuliah dikala umur nggak muda lagi rasanya menyenangkan, karena sadar ilmunya betul2 diperlukan
gini nih gaya belajar guru2 sains plpg2-2016


Diakhir PLPG ada 3 kali tes, yang pertama peer teaching (pakai alat peraga dong ya), UTL alias ujian tulis lokal seingatku sih semua soal tentang pedagogik, lanjut UTN alias ujian tulis nasional seperti UKG modelnya CBT. Kebetulan nilai UKG saya diatas 80 jadi nggak perlu ikut UTN.
Sebelum UTL, pakai putih hitam






Tanggal 4 Januari 2017 akhirnya muncul pengumuman kelulusan PLPG infonya di dapat dari web Uhamka, puji Tuhan sempet deg-degan karena sinyal naik turun nama saya susah banget loadingnya. Mama sampai bilang 'dien stress ya' gara2 lihat saya nyeruput es jeruk cepet banget sampai hampir habis padahal baksonya belum datang. Maklum saat pengumuman keluar kami sekeluarga sedang makan di bakso seuseupan Bogor.  Puji Tuhan nama saya akhirnya muncul juga, sedihnya dari 40an peserta dikelas kita hanya sekitar 9 peserta yang lolos, 8 diantaranya tidak ikut UTN. Teman2 ini nanti harus ikut UTN ulang.

Tanggal 7 April 2017, peserta yang lulus mengambil sertifikat di kampus Uhamka.

Sekarang 1 Mei 2017 saya masih menunggu kabar kapan cairnya dan bagaimana kabar kelanjutan inpassing yang katanya akan dikumpulkan lagi guru-guru yang belum inpassing. Sabar aja deh ya :)



Minggu, 23 Oktober 2016

Aquarium Mungil

Dari dulu sebenarnya saya suka melihat ikan berenang di aquarium, apalagi kalau ikannya jenis mas koki yang gendut gendut dan menggemaskan seperti saya #heh..

Tapi karena memelihara si mas koki ini rada-rada ribet alias rempong, lama lama saya jadi malas sendiri.
Sesuai dengan badannya si mas koki ini doyan makan dan tentu saja sering buang kotoran yang ukurannya besar-besar. Gampang ditebak air aquarium jadi mudah kotor. Hasilnya setiap liburan bukannya santai menikmati indahnya si mas koki malah harus nguras aquarium yang ukurannya jumbo. Akhirnya diputuskan sudah aja nggak lagi ngurusin ikan,  semua dihibahkan ke saudara.

Setelah absen lama dari memelihara ikan, ternyata pak Hubby punya keinginan untuk memelihara ikan. Setelah diskusi singkat tentang pengalaman masa lalu 😂, akhirnya kami putuskan untuk membeli aquarium mungil yang nantinya diisi ikan-ikan mungil. Kami juga akan pakai filter yang beda dengan filter yang dulu pernah kami pakai.

Akhirnya pergilah si Bapak ke tukang ikan dan perlengkapannya.
Dan berikut daftar yang dibeli:
Aquarium ukuran 40 cm x 20 cm x 25 cm harganya Rp 40.000
Filter under gravel Rp 60.000
Pasir malang sekarung kecil Rp 15.000
Pasir pantai 3 plastik Rp 15.000
Kapas filter lebar Rp 15.000
Pompa air Rp 30.000 (kalau nggak salah)
Tanaman lumut batu 2 buah Rp 15.000
Lumut yang agak tinggi Rp 5000
Pakis Rp 15.000
Tanaman agak merah Rp 10.000
Lampu aquarium Rp 75.000 (mahal euy dan terlalu besar juga terlalu terang buat aquarium  ukuran segini)

Yang paling penting dua pasang ikan guppy mungil Rp 70.000

Ternyata filter, kapas,  dan pasir bisa untuk 2 aquarium. Mami langsung ikut buat aquarium mungil karena banyak bahan yang sisa, mumpung gratis katanya 😁

Dua minggu pelihara si guppy, betinanya mati satu 😨 padahal perutnya sudah gendut.  Sedih siy tapi ya sudahlah... nanti beli satu lagi yang betina.

Belum jadi beli betina lagi eh... Betina yang tersisa  ternyata beranak.  Ikan guppy beranak lho bukan bertelur,  dan jumlah anaknya banyak.  Akhirnya diurungkan beli induk betina lagi.

Dan ini foto-fotonya kalau ada yang blur maafkan





Dan inilah sekarang anak2 gupy yang sudah beranjak dewasa, segini banyak dihasilkan dari seekor betina dan dua ekor jantan.  Dibelakang masih ada banyak lagi yang betina.