Sabtu, 11 Juli 2015

Anakku Bodoh?

Bunda pernahkah anda merasa 'anak saya kok lola amat ya dibandingkan dengan teman-temannya'.
Ini pernah saya alami. Dulu saat putri kami berumur tiga tahun, saya dan suami pernah mendenger semacam tempat belajar untuk nanak-anak usia dini yang sukses banget ngajarin anak membaca dan menulis. Penasaran dong, saya segera meluncur mencari tempat belajar yang kata orang-orang oke banget itu.

Tempatnya ada di ruko-ruko ternyata, di cat warna-warni nuansa anak-anak, terus sistem belajarnya seperti semi privat. Tapi yang membuat saya tertarik adalah tulisan yang tertempel di tembok yang menjadi kunci keberhasilan tempat ini mengajar anak-anak membaca. Jadi yang mereka lakukan adalah  menumbuhkan minat membaca pada anak-anak, sehingga mereka nggak perlu susah-susah diajarkan membaca karena sudah ada keinginan dari diri sendiri untuk membaca. Kurang lebih seperti itulah yang saya tangkap.

Sebulan belajar memang sudah kelihatan kemajuannya, tapi semakin lama si kecil terlihat semakin enggan kalau di suruh berangkat. Apalagi waktu mendengar kabar, guru yang mengajarnya berhenti karena mau kuliah. Semenjak ganti guru, keinginannya untuk belajar semakin hilang. Kemajuannya lambat sekali, belum lagi dia mulai lari sana-sini nggak bisa duduk anteng di mejanya. Saya jadi ingat ucapan gurunya yang pertama "Bu si kecil ini sangat aktif, anaknya tidak bisa diam, karena itu kalau belajar saya harus mulai dari dia, kasih kegiatan yang dia suka dan mulai memberikan pelajaran atau tugas untuknya baru dia anteng". Oooohhh...hebat juga niy bu guru muda padahal belum lama pegang si kecil. Mungkin, mungkin loh ya guru keduanya tidak paham dengan sifat anak saya, atau tidak telaten karena dipegang olehnya justru jauh lebih lama dibandingkan guru pertamanya.

Perilaku si kecil yang semakin tidak kooperatif saat belajar disana, ditambah lagi si guru kedua ini seperti sengaja menunjukkan pada saya murid lain yang lebih kecil dan lebih pintar membaca, membuat saya mulai berpikir "hadeuh....anak saya kok oon ya" Sedihnya tuh di sini 

Lalu bunda, tiba-tiba bimbel ini mengadakan tes IQ buat anak-anak mungil ini. Setelah membayar biaya tes IQ, akhirnya saya antarkan si kecil ikut tes. Sambil mikir kalau anak-anak yang tes IQ padahal banyak yang belum bisa baca tulis, mereka tuh pada ngerjain apaan ya...
Bubar tes si kecil langsung nyerocos, "ma tadi bukan bu guru tapi pak guru, dia bilang ke aku, niy pak guru kasih tugas ya....bla...bla...bla...." terus berkicau nggak berhenti-henti seperti biasanya.

Hasil tes IQ nya keluar seminggu atau dua minggu kemudian. Ternyata, IQ si kecil termasuk cerdas (amin sodarah sodarah), ada catatan penting yang akan jadi pegangan saya untuk mendidiknya. Si kecil memiliki gaya belajar kinestetis, mereka cenderung nggak bisa duduk tenang, dan biasa di kenal sebagai anak nakal...Olalalala....itu menjawab kegundahan saya selama ini. Anakku tidak bodoh, tidak juga nakal, cuma nggak bisa diem (dan ngeyel banget sekarang, cape berdebat dengan anak TK ini).

Setelah mendapat hasil tes itu, saya segera menghentikan lesnya di bimbel ini, sambil mencari TK yang tempat bermainnya memadai untuk menyalurkan energinya yang luar biasa (papanya sering bilang princess kuli).

Saya tidak akan memaksanya untuk bisa membaca secepatnya, saya hanya ingin dia bisa bermain dengan teman-temannya, belajar sesuai dengan kemampuannya dalam bersosialisasi dan dalam pelajaran. Bahkan saat gurunya menyarankan kami untuk mengajar anak-anak kami membaca di pertemuan orangtua murid, saya tidak mengerjakannya.

Sekarang ia sendiri yang suka mengambil buku dan mulai membaca sendiri. Tugas saya hanya mengajaknya ke toko buku membiarkannya membuka-buka buku dan memutuskan sendiri buku mana yang mau di beli (Biar nggak kedodoran di bawa ke lantai diskon dulu ya kak :P )

Nah Bunda ini ada tipe-tipe gaya belajar yang saya copas dari http://belajarpsikologi.com/macam-macam-gaya-belajar/
Semoga bermanfaat ya bunda...

Macam-Macam Gaya Belajar

Kita tidak bisa memaksakan seorang anak harus belajar dengan suasanan dan cara yang kita inginkan karena masing masing anak memiliki tipe atau gaya belajar sendiri-sendiri. Kemampuan anak dalam menangkap materi dan pelajaran tergantung dari gaya belajarnya.
Banyak anak menurun prestasi belajarnya disekolah karena dirumah anak dipaksa belajar tidak sesuai dengan gayanya. Anak akan mudah menguasai materi pelajaran dengan menggunakan cara belajar mereka masing-masing.



Menurut DePorter dan Hernacki (2002), gaya belajar adalah kombinasi dari menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Terdapat tiga jenis gaya belajar berdasarkan modalitas yang digunakan individu dalam memproses informasi (perceptual modality).

Pengertian Gaya Belajar dan Macam-macam Gaya Belajar

 1.   VISUAL (Visual Learners)

Gaya Belajar Visual (Visual Learners) menitikberatkan pada ketajaman penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham Gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan atau melihat dulu buktinya untuk kemudian bisa mempercayainya. Ada beberapa karakteristik yang khas bagai orang-orang yang menyukai gaya belajar visual ini. Pertama adalah kebutuhan melihat sesuatu (informasi/pelajaran) secara visual untuk mengetahuinya atau memahaminya, kedua memiliki kepekaan yang kuat terhadap warna, ketiga memiliki pemahaman yang cukup terhadap masalah artistik, keempat memiliki kesulitan dalam berdialog secara langsung, kelima terlalu reaktif terhadap suara, keenam sulit mengikuti anjuran secara lisan, ketujuh seringkali salah menginterpretasikan kata atau ucapan.
  1. Cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar
  2. Bukan pendengar yang baik saat berkomunikasi
  3. Saat mendapat petunjuk untuk melakukan sesuatu, biasanya akan melihat teman-teman lainnya baru kemudian dia sendiri yang bertindak
  4. Tak suka bicara didepan kelompok dan tak suka pula mendengarkan orang lain. Terlihat pasif dalam kegiatan diskusi.
  5. Kurang mampu mengingat informasi yang diberikan secara lisan
  6. Lebih suka peragaan daripada penjelasan lisan
  7. Dapat duduk tenang ditengah situasi yang rebut dan ramai tanpa terganggu
 2.     AUDITORI (Auditory Learners )
Gaya belajar Auditori (Auditory Learners) mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik model belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, baru kemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Karakter pertama orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung, ketiga memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
Ciri-ciri gaya belajar Auditori yaitu :
  1. Mampu mengingat dengan baik penjelasan guru di depan kelas, atau materi yang didiskusikan dalam kelompok/ kelas
  2. Pendengar ulung: anak mudah menguasai materi iklan/ lagu di televise/ radio
  3. Cenderung banyak omong
  4. Tak suka membaca dan umumnya memang bukan pembaca yang baik karena kurang dapat mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya
  5. Kurang cakap dalm mengerjakan tugas mengarang/ menulis
  6. Senang berdiskusi dan berkomunikasi dengan orang lain
  7. Kurang tertarik memperhatikan hal-hal baru dilingkungan sekitarnya, seperti hadirnya  anak baru, adanya papan pengumuman di pojok kelas, dll
 3.  KINESTETIK (Kinesthetic Learners)
Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya  ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.
Ciri-ciri gaya belajar Kinestetik yaitu :
  1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar
  2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
  3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
  4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
  5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing
  6. Menyukai praktek/ percobaan
  7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik
Demikianlah macam-macam gaya belajar mudah-mudahan dapat menjadi bahan acuan kita untuk menentukan cara belajar yang baik dan pas untuk kita sehingga mampu menyerap pelajaran dengan baik. Nah sekarang mana gaya belajar anda atau anak anda?

Senin, 06 Juli 2015

Cara Mengatasi Tumit Kering dan Pecah-pecah

Tumitmu kering dan pecah-pecah seperti sawah yang kekeringan di musim kemarau?
Ohhh......tenang saja saya punya solusinya, gitu kali ya kalau saya jadi penjual obat atau kosmetik perawatan tubuh.

Jadi cerita tumit pecah-pecah ini bermula saat saya lagi hunting flat shoes buat gantian sama si coklat crocks yang telah setia menemani langkah saya selama beberapa tahun ini. Belum rusak siy tapi kok ya modelnya udah nggak 'in' lagi, halah kebanyakan gaya. Alhasil pergilah saya cari sepatu ke emol, beberapa kali nemu model yang cocok tapi selalu no. 38 nya kosong, dasar nasib. Nah...pada saat nyobain-nyobain sepatu itulah saya sadar tumit saya kok kaya parutan kasar bingit, jadi malu sama mas-mas yag ngelayanin.

Berhubung di sana juga ada Hypermart maka saya langsung cuz beli EVOO di barisan minyak goreng. EVOO atau extra virgin olive oil ini sebenernya mau saya pakai buat dressings sayuran untuk raw kalau makan. Sebelumnya saya pakai EVOO punya suami yang dipakai buat ngerendem batu akik, tapi selalu pak hubby ini ngomong "abis ya ma? nggak apa-apa pakai aja, hitung-hitungannya belakangan aja". Entah serius entah bercanda tapi yang jelas saya kurang nyaman, bukan sama omongan si pak hubby siy, tapi karena wadahnya terbuat dari kaleng. Rasanya kok kurang higienis. 

Kebetulan ada diskon merk Filippo Berio, akhirnya saya ambil satu botol yang isinya 250 mL harganya nggak sampai 50ribu kalau nggak salah. Setelah browsing ternyata EVOO ini banyak sekali manfaatnya lho, salah satunya untuk melembabkan kulit. Nah berhubung tumit pecah-pecah, akhirnya saya coba mengoleskan EVOO.

Malam hari sebelum tidur, EVOO di oleskan pada tumit, dan ternyata.....sodarah-sodarah hasilnya keren banget. Pecah-pecahnya berkurang banyak dan lebih lembab, kalau standar saya siy ini udah sembuh nggak tau kalau orang lain. Pengalaman dulu pernah beli krim pelembab khusus untuk tumit pecah2 hasilnya yah gitu deh. Dibandingkan dengan EVOO jauh banget hasilnya.

Demikianlah sharing dari saya semoga bermanfaat :)

Minggu, 17 Mei 2015

Operasi Angkat Kista Dengan BPJS

Setelah UN kelas 9 selesai hari Kamis tanggal 7 Mei 2015 kemarin, akhirnya saya memantapkan diri untuk operasi angkat kista, padahal takutt....
      Pas di hari itu, saya pergi ke fas kes 1 BPJS saya, minta surat rujuan sekaligus 2 lembar. Dokternya nanya" buat apa bu?" Saya jawab "satu buat konsul hari Jumat, satu lagi buat daftar rawat inap", dan Dokter yang baik hati ini langsung membuatkan surat rujukan dua lembar.
     Hari Jumat saya langsung konsul, di sarankan untuk masuk RS hari minggu malam supaya Senin pagi bisa langsung operasi.
     Seperti saat kuret lalu saya perlu membawa:
  1. Surat rujukan
  2. foto copy kartu BPJS 2 lembar
  3. fotocopy KTP 2 lembar
  4. foto copy KK 2 lembar
  5. Baju (kancing depan, sarung, baju dalam, pembalut)

Ternyata ruang kelas 2 penuh, maka saya harus naik kelas ke ruang kelas 1. Sebenernya pengen nunggu tapi ingt waktu periksa terakhir dokter sempat khawatir kista saya yang besar ini sudah lengket ke organ lain, ya udahlah pasrah aja....
     Lima hari di RS akhirnya boleh pulang, biaya pribadi yang harus dikeluarkan antara lain:
  1. Beli salep bioplacenton dan docare wash gloves      (Rp 50.250,-)
  2. Biaya Lab untuk ngecek kistanya ganas apa nggak (Rp 862.500)
  3. Durogesik modelnya kaya koyo kecil untuk menghilangkan nyeri   (Rp 299.500)
  4. Vometron obat mual krn sempet muntah-muntah (Rp 245.750) ternyata cuma masuk angin #hadeuh tepok jidat
  5. Selisih biaya yang tidak di cover (Rp 1.054.600)
Sepertinya itu dulu ya teman2, ngos-ngosan niy cuma ngetik pakai Hp aja padahal. Nanti kalau sudah mendingan saya lengkapi lagi

Kamis, 12 Maret 2015

Belajar Membuat Pie Flanel

Saya mau berbagi pengalaman dari salah satu hobby saya mengutak atik kain flanel. Kali ini yang berhasil saya dokumentasikan adalah belajar bagaimana cara membuat pie dari kain flanel.

Bahan yang diperlukan:
  1. Kain flanel 3 warna
  2. Pola lingkaran (ukurannya disesuaikan,  tergantung seberapa besar pie yang kita inginkan)
  3. Jarum
  4. Benang jahit
  5. Dakron
Cara membuatnya ikuti langkah-langkah pada gambar berikut ya

Ambil 1 warna kain flanel lalu jahit jelujur sekeliling lingkaran. Ini nanti dipakai sebagai isi pie.

Isi dengan dakron

Tarik benang jelujur, lalu matikan jahitan.

Jadinya seperti ini ya

Tempelkan isi pie pada kulit pie yang pertama, saya memakai lem UHU.

Tumpuk dengan lapisan kulit pie yang kedua, lalu jahit jelujur lagi keduanya.

Tarik benang jelujuran matikan, hasilnya akan seperti ini.

Hias dengan toping, flanel jadi deh mini pie flanel.

Kuret dengan BPJS

Periksa pertama kali ke dokter untuk kehamilan kedua ini boleh di bilang banyak kagetnya. Karena ini pertama kalinya saya tau ada kista di ovarium saya dan ukurannya 12,5 cm. Kabar berikutnya posisi calon dede bayinya yang terlalu ke bawah beresiko mudah keguguran. Kabar gembiranya kok jadi banyak was-wasnya hu...hu...hu...

Setelah 12 minggu kehamilan ternyata betul juga, tiba-tiba di hari Rabu pagi perut bagian bawah terasa sakit nyeri. Lalu perut mulai mengalami kontraksi secara teratur, sebentar sakitnya datang sebentar kemudian hilang. Selanjutnya terjadi flek dan akhirnya disore hari mulai banyak darah yang keluar.

Suami segera membawa saya ke IGD, sambil menunggu kedatangan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, saya dicek oleh bidan. Ibu bidan juga mencari detak jantung dede bayi pakai alat yang ribut banget sampai pusing dengernya. Lama alatnya tuh muter-muter tetap saja suara detak jantung dede bayi nggak kedengeran...Perasaan nggak enak sudah mulai menghantui saya.

Menjelang magrib saya di bawa ke poli Kebidanan dan Kandungan, di usg sekaligus diperiksa transvaginal (itu kata dokternya kalau nggak salah denger). Dokternya nggak yakin dengan hasil usgnya, katanya mungkin janinnya tidak berkembang harus dikuret, mungkin ibu hamil anggur. Karena masih banyak mungkinnya akhirnya saya disuruh pulang untuk cek lagi minggu depan. Sebelumnya dokternya sempet tanya sama suster "pasien bpjs ya?"

Setelah pulang sakit perutnya nggak juga berkurang. Ya iyalah...nggak dikasih obat dan anjuran disuruh ngapain (sempet mikir apa gara-gara saya pakai bpjs jadi nggak ada perlakuan yang jelas atau memang harus begitu). Pendarahanpun terus berlanjut...hiks...sakitnya T_T
Mau bangun dari tempat tidur aja susah apalagi mikir mau ke dokter lagi.

Akhirnya setelah pendarahan hampir seminggu, kami putuskan periksa ke dokter lain. Betul seperti dugaan awal vonis kuret dari dokter datang juga. Awalnya bingung, mau pakai jaminan kantor atau bpjs. Kalau pakai bpjs takut dapat perlakuan 'diskriminasi'. Kalau pakai jaminan kantor takut melebihi plafon nanti jadi punya hutang.

Setelah mikir beberapa menit (ha..ha...nggak pake lama lah) akhirnya pilih bpjs saja. 
Rencana mau kuret hari itu jadi diundur dulu satu hari, kebetulan pendarahannya sudah tidak banyak. Saya pulang menyiapkan barang yang harus di bawa sedangkan suami pergi ke klinik untuk minta surat rujukan.

Mengingat pengalaman operasi Sc dulu maka saya menyiapkan sarung, kemeja kancing depan, beberapa celana yang sudah dipasangi pembalut, dan pembalut cadangan. 
Surat rujukan dokter klinik, 2 lembar fotocopy KTP, 2 lembar fotocopy KK, dan 2 lembar fotocoy kartu bpjas.

Jam 6.30 WIB saya dan suami masuk ke rumah sakit, setelah mengisi data dan tanda tangan ini itu, pasang infus, dimasukin obat sikote apa sitoke ya lupa euuuy...saya dibawa ke ruang rawat inap, menunggu antrian. Kebetulan hari itu ada tiga operasi SC yang harus ditangani dokter. Jam 10.00 WIB saya mulai masuk ruangan, jam 10.30 WIB kuret dilaksanakan. Ternyata saya dibius total. Syukurlah...ini agak menghibur, karena sebenarnya saya takut sekali karena sering mendengar cerita teman tentang betapa sakitnya proses kuret. Jam 11.00 WIB perawatnya membangunkan saya bahwa proses kuret sudah selesai. 

Dokternya dengan ramah menjelaskan bahwa kuret sudah berhasil, saya boleh pulang sore ini, tapi sebelum pulang jangan lupa ambil kain kasa yang ada di dalam vagina. 
Agak molor sedikit sekitar jam 19.00 WIB perawat mengecek keadaan saya lagi, kemudian 30 menit kemudian baru kain kasa diambil. Menjelang jam 9 malam, suami dipersilakan ke kasir untuk menyelesaikan administrasi.

Ternyata kami hanya membayar 65rb untuk obat sikote yang tidak di cover bpjs, yang lainnya sudah di cover bpjs.

Saya sangat bersyukur sekali ada bpjs, tapi juga berharap semoga dokter2 yang melayani pasien bpjs juga tidak dipersulit untuk mengklaim biaya pasiennya. Semoga ya suatu saat nanti bpjs tidak hanya membuat pasien senang tapi dokter2 juga senang :)

Selasa, 10 Maret 2015

Membuat Mie Telur Sendiri

Beberapa waktu lalu saya sempat membuat mie telur sendiri dengan bahan yang simpel banget, cara membuatnya pun simpel, dan yang paling penting dijamin sehat karena tidak menggunakan bahan aditif sama sekali. Pokoknya mie buatan saya ini bebas Msg alias vetsin.

Setelah browsing sana-sini mencari resep mie telur buatan sendiri, ternyata banyak yang sudah buat dengan komposisi yang berbeda-beda. Akhirnya saya coba buat sendiri sesuai kebutuhan. Ini dia bahan yang saya pakai.

Bahan Mie Telur:
1.  500 g tepung terigu (waktu itu pakai merk segitiga biru)
2.  2 sdm tepung sagu 
3.  4 butir telur
4.  Garam secukupnya

Cara Membuat:
  1. Campur semua bahan lalu uleni hingga tercampur rata. Karena pernah lihat di televisi adonan mie itu cenderung lebih kering dari adonan kalis (kaya buat donut) maka saya tidak menambahkan air.
  2. Adonan dibuat menjadi beberapa gumpalan. Di buat sekepel-kepel tangan (haiya apa ya bahasa yang tepat).
  3. Giling adonan dengan ketebalan no. 5, lakukan sampai habis, jangan lupa ditaburkan tepung setelah adonan digiling.
  4. Giling lagi setiap adonan dengan ketebalan no.1, lakukan sampai habis, jangan lupa juga adonan dibedakin tepung ya mom...
  5. Giling adonan dengan gilingan bentuk mie

Hasilnya seperti ini




Setelah membuat toping ayam, minyak bawang, kuah kaldu, tambah sawi, dan saos jadilah mie ayam buatan sendiri. Tapi karena ada saosnya, msgnya tetap hadir juga ya....
Ah...sudahlah setidaknya bisa mengurangi jumlah msgnya (menghibur diri)
 

Yang mau mencoba jangan ragu ya....nggak susah buatnya :)

Senin, 09 Maret 2015

Menginap di Taman Wisata Matahari

Ahaiiii....akhirnya punya blog lagi, setelah buat beberapa blog dan lupa password or idnya jadi nggak bisa dibuka #tepok jidat, ketahuan banget nggak niatnya.
Kebetulan karena lagi bed rest nggak bisa gerak-gerak daripada bete mending nulis blog aja dan semoga yang ini langgeng.

Cerita acara keluarga bulan Desember 2014, karena nggak bisa mudik bareng mama akhirnya pilih tempat yang lebih dekat untuk melepas penat. Tempatnya yang asyik buat fio main itu syarat utamanya.

Dengan pertimbangan lokasi yang tidak begitu jauh dari Depok, harga yang masih normal, dan tempat main yang banyak akhirnya dipilih deh Taman Wisata Matahari. Kalau nggak salah biaya menginap semalam 375rb buat bertiga termasuk sarapan pagi.

Sebetulnya ada beberapa pilihan tempat menginap disana, ada rumah bambu, rumah manado, rumah apa lagi ya... (coz yang diingat dan dilihat cuma dua itu). Biaya menginapnya beda-beda, tapi waktu booking via telp mba-mbanya mengarahkan kami untuk sewa hotelnya aja karena pemandangannya bagus katanya.

Sampai disana memang view dari hotelnya lumayan bagus. Hotelnya standar lah.....kalau kami siy merasa puas. Mami dan si Om yang kelihatan bete karena kata mereka kamar mandinya bau. Hiii...hiii....

Pertama dateng karena hujan dah sudah jam 11, kami cuma menghabiskan waktu makan di mobil sambil menunggu waktu cek in. Setelah cek in jam satu siang , fio ribut minta berenang. Akhirnya kita berenang  di waterboomnya yang nggak jauh dari hotel bayarnya 40rb/orang. Waterboomnya nggak terlalu besar tapi lumayan seneng juga ada kolam ombak, terus seluncuran yang tinggi banget itu. Meski di kolam kecil airnya agak hijau, tapi lumayan lah...

Sore habis mandi kita keluar cari bubur Cianjur di pinggir jalan Puncak. Sementara yang tuir2 asyik makan fio rewel coz ngantuk dan kecapean. Akhirnya rencana pergi ke Puncak Pass dan cari jagung bakar jadi gagal.

Pagi hari sebelum mandi kita (hu...hu....jorok amat) ceritanya kita mau joging tapi yang ada malah selfi2an nggak jelas.

Abis mandi dapet sarapan sekitar jam setengah delapan. Lalu acara keluarganya berubah jadi acara sendiri-sendiri. Yang satu kesana yang lain kesini dan kesitu. Saya karena pengen tau keseluruhan isi Taman Matahari, jadi naik mobil-mobil yang  di modif jadi bentuk binatang, bayarnya 10rb/orang. Kami ngumpul lagi di hotel jam setengah dua belas di hotel dan akhirnya meninggalkan Taman Matahari buat berkuliner ria ke Bogor.

Ini beberapa foto yang sempet saya ambil.


Sungai yang biasa dipakai untuk berarung jeram

Jembatan menuju taman yang ada patung naganya

Ada taman yang banyak patung binatang-binatang

Kalau nggak salah ini tempat belajar nanam padi

Yang hijau ini tangga menuju hotel.
Hadeuh karena satu dan alasan lainnya (a.k.a gaptek) beberapa foto tidak berhasil di up load, maaf ya