Selasa, 29 November 2016

Pizza Maker #part 2 ๐Ÿ•

OK.... Akhirnya saya tidak sabar untuk membuat pizza yang ke-3 kalinya,  apalagi si kakak yang punya kebiasaan susah makan tiba-tiba nagih minta dibuatkan pizza lagi, jarang-jarang pakai banget deh si kakak minta dibuatin makanan.

Lalu saya teringat satu blog favorite saya yang resep mpek2 dos nya pernah saya coba dan sukses berat.  Nama blognya justtryandtaste,  silakan dicari sendiri ya...

Resepnya siy tidak plek sama, sedikit diubah sesuai perasaan ๐Ÿ˜€ #eeeaaa kepedean

๐Ÿ•Resep doughnya๐Ÿ•
500 g terigu protein tinggi
1,5 sdt ragi
1 sdt garam
2 sdm gula pasir
5 sdm minyak zaitun
Air es (tidak sampai 400 ML)

⏳cara membuat⏳

  1. Campur terigu dengan ragi lalu aduk dengan sendok, tambahkan bahan2 lain kecuali air aduk
  2. Tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diuleni hingga kalis
  3. Diamkan 45 menit



Setelah itu adonan di bagi 3, masukkan ke dalam plastik ukuran 1 yg yang sudah di basahi minyak zaitun. Lalu simpan dalam kulkas.  Kata penulis blog justtryandtaste  maksimal disimpan di kulkas sampai 3 hari.  Tujuannya apa?  Entahlah ๐Ÿ˜‚ tapi yang jelas setelah setengah hari di kulkas,  roti yang di hasilkan lebih lembut.

๐Ÿ•Resep saos ๐Ÿ•
250 g daging sapi giling
2 buah tomat potong2 kecil
2 buah bawang putih cincang halus
1 buah bawang Bombay potong2 kecil
Garam gula oregano secukupnya
5 sdm saos tomat (tergantung selera) 

⏳Cara membuat ⏳
  1.  Oseng bawang putih
  2. Masukan tomat lalu aduk sampai setengah layu
  3. Masukan daging dan bawang Bombay bersamaan (karena ingin bawang Bombay yang masih terasa kres kres)
  4. Tambahkan saos tomat
  5. Bumbui dengan oregano,  garam,  gula


๐ŸŒผPenyelesaian ๐ŸŒผ
  1. Taburi permukaan loyang dengan sedikit terigu,  keluarkan adonan pizza dari kulkas,  lalu tipiskan dengan cara di tekan-tekan menggunakan tangan (pakai gilingan agak ulet)
  2. Tusuk-tusuk adonan dengan menggunakan garpu
  3. Oles permukaan adonan dengan saos tomat
  4. Berikan saos daging
  5. Hias dengan toping (saya pakai sosis yang diiris tipis) 
  6. Berikan taburan keju melted (mozarela) 
  7. Panggang 45 menit dengan suhu 220 derajat celsius (sesuai kondisi oven) 

 si pak suami bikin versi pedas,  saos tomat diganti saos sambal.


Mohon maaf hasil matangnya tidak sempat di foto karena keseruan makan bareng jadi lupa. Tapi pizza kali ini boleh di bilang rasanya mantap,  mungkin karena bumbu oreganonya sudah dipakai. Oregano saya beli di giant dengan harga 12.600 rupiah. 

Semoga nanti kalau buat lagi saya bisa melengkapi foto-fotonya. 
Ayo yang mau buat jangan ragu-ragu. Menurut saya lebih mudah dan lebih murah dari membuat spageti. 


๐Ÿ•Pizza Maker ๐Ÿ•

Ha.. Ha... Judulnya udah kaya pro aja buat pizzanya.
Jadi ini bermula saat teman-teman di fb memasang foto pizza hasil buatan mereka yang sukses membuat saya penasaran,  banyak yang buat kok pasti nggak susah.

Lalu berlanjut tanya-tanya uncle google resep dan cara membuat pizza rumahan. Seperti biasa kalau cari di google pasti akan ketemu resep yang beraneka ragam,  dan yang pasti ada yang cocok di lidah ada yang nggak cocok.  Tapi namanya baru pertama ya sudah coba aja dulu ya....

resep roti
250 g terigu
3 sdm minyak goreng
3 sdm gula pasir
garam secukupnya
1 sdm ragi
air es secukupnya

Bahan toping sekaligus saos
200 g daging giling
1 buah bawang putih di geprek
1 buah  bawang bombay potong kecil kecil
1 buah tomat potong kecil kecil
Minyak goreng secukupnya
Garam,  gula,  royco (minus oregano)

Cara membuatnya tidak saya cantumkan ya, karena menurut saya hasilnya kurang mantap,  rotinya terlalu manis,  dan topingnya kurang asin. Selain itu rotinya saya buat terlalu tebal. Meski saya bilang pizza ini produk setengah gagal ternyata peminatnya (suami,  anak,  dan keponakan) kelihatan antusias sekali.  Sebentar aja sudah habis.

Dan.... buat saya kalau praktik masak ini itu banyak yang suka (banyak =keluarga) itu rasanya gimanaaaa gitu ๐Ÿ˜


Akhirnya di hari yang sama, sorenya saya membuat lagi si pizza home made ini.  Berbekal hasil pagi tadi saya sudah menyiapkan jurus2 untuk meningkatkan cita rasa si pizza #eeeeaa
Jurusnya adalah roti ditipisin daging diasinin keju di banyakin dan hasilnya wow keasinan ๐Ÿ˜ต Hadeuh tau kan kalau sore ruh stamina sudah turun badan mulai logo,  mencoba hasil pizzanya rasanya jadi desperado sambil marah dalam hati 'malas bikin lagi', cengeng dot com.


Tapi ternyata ya yang kita anggap gagal tuh belum tentu gagal 100%....begitu suami dan anak ngumpul di rumah, di tambah beberapa saudara lain,  sebentar saja pizza 'gagal maning gagal maning' ini  habis ludes tak ada sisa lagi.

Dan bisa di tebak kan semangat saya membuat pizza berkobar lagi,  tapi saya mulai dari awal lagi cari resep dari sumber yang terpercaya.

Lanjut di pizza maker part 2 ya.....

Sabtu, 29 Oktober 2016

PLPG kakak...

PLPG alias Pendidikan & Latihan Profesi Guru, pasti ditunggu-tunggu oleh guru-guru yang belum sertifikasi. Kenapa? Ha..ha...sepertinya semua sudah tau ya, kalau sudah lulus PLPG dan UTN, guru akan dapat setifikat, lalu dapat tunjangan sertifikasi. Kalau nggak salah untuk PNS besarnya 1 kali gaji pokok, kalau guru swasta 1,5 juta bagi yang belum inpassing, sedangkan yang sudah inpassing (penyesuaian golongan) akan sama dengan PNS.

Sebenarnya siy nggak masalah kalau pemerintah membedakan besarnya tunjangan serifikasi guru swasta yang belum inpassing, mungkin mereka belum yakin dengan kompetensi guru swasta. Tapi mbok ya buat proses inpassingnya yang transparan. Ada dua guru di tempat kami yang sudah beberapa tahun mengurus inpassing kebingungan dan sampai saat ini belum ada hasil apa-apa. yah gitulah nasib guru swasta...halah jadi curcol

Ok kembali lagi ke 'jalan yang benar', yaitu cerita PLPG yang saya jalani.
Sebelum masuk PLPG tentunya ada beberapa tahapan yang harus dilewati dong ya...nah ini tahapan yang saya lewati.

  1. Selalu cari info tentang sertifikasi guru, kebetulan Dikdas Jakarta Timur memiliki blog berisi info-info dari dinas. Hari Jumat, 1 April 2016 ada edaran tentang pemberkasan calon peserta PLPG dan SG-PPG. Kalau mau lihat surat edarannya ada disini.
  2. Selanjutnya masih ada melengkapi pemberkasan yang infonya juga di dapat dari blog ini, dan biasanya waktu dari hari pengumuman dengan batas akhir melengkapi berkas sangat mepet. Jadi....supaya jangan terlewat pengumumannya minimal sehari harus buka blog ini 3x, pagi siang dan malam hari. Eaaa...seperti waktu makan sehari 3x, yah...namanya juga usaha harus rajin dong ya.
  3. Setelah itu menunggu waktu seleksi calon peserta PLPG yang bisa ikut sesuai kuota. Sambil tetap rajin membuka sergur.kemdiknas.go.id dan blog dinas Jaktim.
  4. Rabu 5 Oktober 2016, akhirnya ada info pengambilan form A1 dari dinas. DI pengumuman itu ada daftar nama peserta yang bisa cetak form A1 dan syarat yang harus di bawa. Yang mau tau syaratnya bisa lihat disini
  5. Masih harus rajin memantau info dari web LPTK tempat kita bernaung kalau di UHAMKA webnya rayon137.uhamka.ac.id
  6. Sampai akhirnya nama saya muncul di peserta PLPG tahap 2.
Daaan.....perjalanan PLPG dimulai kakak :)

Update (terlambat sangat ya...)
Selama 10 hari PLPG di Graha Insan Cita, saya belajar materi profesional dan pedagogik, sayangnya materi yang segambreng itu dipadatkan dalam waktu yang pendek, bisa ditebak yang nyangkut di otak berapa persen, tapi lumayan daripada nggak nambah ilmunya. Meski rempong tapi sensasi belajar/sekolah/kuliah dikala umur nggak muda lagi rasanya menyenangkan, karena sadar ilmunya betul2 diperlukan
gini nih gaya belajar guru2 sains plpg2-2016


Diakhir PLPG ada 3 kali tes, yang pertama peer teaching (pakai alat peraga dong ya), UTL alias ujian tulis lokal seingatku sih semua soal tentang pedagogik, lanjut UTN alias ujian tulis nasional seperti UKG modelnya CBT. Kebetulan nilai UKG saya diatas 80 jadi nggak perlu ikut UTN.
Sebelum UTL, pakai putih hitam






Tanggal 4 Januari 2017 akhirnya muncul pengumuman kelulusan PLPG infonya di dapat dari web Uhamka, puji Tuhan sempet deg-degan karena sinyal naik turun nama saya susah banget loadingnya. Mama sampai bilang 'dien stress ya' gara2 lihat saya nyeruput es jeruk cepet banget sampai hampir habis padahal baksonya belum datang. Maklum saat pengumuman keluar kami sekeluarga sedang makan di bakso seuseupan Bogor.  Puji Tuhan nama saya akhirnya muncul juga, sedihnya dari 40an peserta dikelas kita hanya sekitar 9 peserta yang lolos, 8 diantaranya tidak ikut UTN. Teman2 ini nanti harus ikut UTN ulang.

Tanggal 7 April 2017, peserta yang lulus mengambil sertifikat di kampus Uhamka.

Sekarang 1 Mei 2017 saya masih menunggu kabar kapan cairnya dan bagaimana kabar kelanjutan inpassing yang katanya akan dikumpulkan lagi guru-guru yang belum inpassing. Sabar aja deh ya :)



Minggu, 23 Oktober 2016

Aquarium Mungil

Dari dulu sebenarnya saya suka melihat ikan berenang di aquarium, apalagi kalau ikannya jenis mas koki yang gendut gendut dan menggemaskan seperti saya #heh..

Tapi karena memelihara si mas koki ini rada-rada ribet alias rempong, lama lama saya jadi malas sendiri.
Sesuai dengan badannya si mas koki ini doyan makan dan tentu saja sering buang kotoran yang ukurannya besar-besar. Gampang ditebak air aquarium jadi mudah kotor. Hasilnya setiap liburan bukannya santai menikmati indahnya si mas koki malah harus nguras aquarium yang ukurannya jumbo. Akhirnya diputuskan sudah aja nggak lagi ngurusin ikan,  semua dihibahkan ke saudara.

Setelah absen lama dari memelihara ikan, ternyata pak Hubby punya keinginan untuk memelihara ikan. Setelah diskusi singkat tentang pengalaman masa lalu ๐Ÿ˜‚, akhirnya kami putuskan untuk membeli aquarium mungil yang nantinya diisi ikan-ikan mungil. Kami juga akan pakai filter yang beda dengan filter yang dulu pernah kami pakai.

Akhirnya pergilah si Bapak ke tukang ikan dan perlengkapannya.
Dan berikut daftar yang dibeli:
Aquarium ukuran 40 cm x 20 cm x 25 cm harganya Rp 40.000
Filter under gravel Rp 60.000
Pasir malang sekarung kecil Rp 15.000
Pasir pantai 3 plastik Rp 15.000
Kapas filter lebar Rp 15.000
Pompa air Rp 30.000 (kalau nggak salah)
Tanaman lumut batu 2 buah Rp 15.000
Lumut yang agak tinggi Rp 5000
Pakis Rp 15.000
Tanaman agak merah Rp 10.000
Lampu aquarium Rp 75.000 (mahal euy dan terlalu besar juga terlalu terang buat aquarium  ukuran segini)

Yang paling penting dua pasang ikan guppy mungil Rp 70.000

Ternyata filter, kapas,  dan pasir bisa untuk 2 aquarium. Mami langsung ikut buat aquarium mungil karena banyak bahan yang sisa, mumpung gratis katanya ๐Ÿ˜

Dua minggu pelihara si guppy, betinanya mati satu ๐Ÿ˜จ padahal perutnya sudah gendut.  Sedih siy tapi ya sudahlah... nanti beli satu lagi yang betina.

Belum jadi beli betina lagi eh... Betina yang tersisa  ternyata beranak.  Ikan guppy beranak lho bukan bertelur,  dan jumlah anaknya banyak.  Akhirnya diurungkan beli induk betina lagi.

Dan ini foto-fotonya kalau ada yang blur maafkan





Dan inilah sekarang anak2 gupy yang sudah beranjak dewasa, segini banyak dihasilkan dari seekor betina dan dua ekor jantan.  Dibelakang masih ada banyak lagi yang betina. 





Rabu, 04 Mei 2016

Cokelat untuk Market Day Si Kecil

Siang hari si kecil memberi surat edaran dari sekolah, ternyata mau ada acara "Market Day". Nanti kelas yang berjualan bergiliran. 
"Aku mau jualan puding ya ma, mama repot nggak buatinnya?"
"Nggak..... gampang itu mah" jawab saya.
Esok harinya, Jidah bilang banyak teman Fio yang mau buat puding juga. Hadeuuuh....kasian nanti si Fio kalau pudingnya nggak laku, soalnya kemampuan masak mamanya sedikit di bawah garis standar memasak. Kemungkinan besar pasti kalah saing.
"Kak kita buat yang lain aja ya" pinta saya.
"Ah...aku nggak mau jualan malu" katanya lagi.
Weh...opo maneh iki kok jadi malu maluan.

Sambil jalan pulang saya berusaha menjelaskan enaknya jadi pedagang. Dulu mamanya pernah dagang beberapa kali waktu sekolah. Meski sudah berbusa-busa kelihatannya si kakak mungil ini tetap kurang semangat.

Meski sudah MM alias mondar-mandir, ternyata pusing juga mendapatkan ide buat jualan si kecil. Saya pengennya buat sesuatu yang nggak ribet dan nggak harus dadakan kaya tahu bulet itu ^_^

Setelah nanya-nanya sama mbah google akhirnya dapatlah ide untuk membuat cokelat cetak. Nah....untuk mempermudah pelaksanaan projek saya ajak Fiona ke rumah budenya yang berprofesi sebagai food stylish (bener nggak siy tulisannya) sekaligus baker yang lumayan deh karena pesanannya terus mengalir dan kue2nya cantik cantik. Kami kesana bukan mau menimba ilmunya tapi mau nitip beli cokelat compound. Sampai disana malah dikasih cokelat gratis dipinjemin cetakan cokelat sekaligus kemasannya.  Aduh... bener-bener deh bude yang satu ini baiknya minta ampun.

Setelah dapat penjelasan singkat dari bude baik, akhirnya saya langsung turun ke ruang produksi alias dapur. Ini tips tips yang saya dapatkan saat membuat cokelat.
  1. Saat mengetim cokelat pakai panci kecil dan mangkok yang ukurannya leih besar dari panci, supaya uap air tidak masuk ke dalam cokelat. "air itu musuhnya cokelat te..." kata bude penampilan cokelat jadi burem kalau kena air.
  2. Airnya jangan terlalu panas,  saat gelembung pertama terbentuk, matikan api dan lelehkan cokelat menggunakan panas dinding mangkuk saja.
  3. Jangan panik saat cokelat susah di lepaskan dari cetakan itu artinya cokelat belum benar2 beku, "sabar aja te nanti kalau udah beku diketuk sedikit aja sudah lepas kok dari cetakan, kalau mau taruh di frezer tapi jangan lama-lama ya 3-5 menit aja, takut berembun cokelatnya.
Ternyata buat cokelat nggak susah kok, hanya ngetim, tuang, bekukan, trus lepas dari cetakannya. 

Dan ini hasil perdananya

Selain cokelat, Fiona juga dibuatin donat kentang sama jidah. Supaya jualannya gampang cokelat dan donatnya dijual seribu rupiah aja, maklum baru belajar menghitung. 

Sepulang sekolah dapat kiriman foto dari ibu gurunya yang baik, kalau dagangan si fiona laris. Puji Tuhan...berharap si kakak dapat pengalaman dan pembelajaran berharga. 

Setelah itu mama dan papanya ketagihan buat cokelat lagi, mamanya aja siy yang ketagihan buat, kalau papanya ketagihan makannya. Kali ini sudah agak bertambah ilmunya jadi cokelatnya diisi dengan ganache. Ini hasilnya, si Papa dan si Bude lainnya suka sekali :)

Rabu, 10 Februari 2016

Moss Rose alias Sutera Jepang

Saya sebenarnya sangat suka dengan tanaman hias, karena selain cantik tanaman tanaman ini biasanya juga bisa bikin adem rumah (#poon kali).
Sayangnya saya bukan tipe orang yang telaten merawat tanaman, beli anggrek berbunga cuma satu kali setelah itu si anggrek ngambek. Beli aglaonema mahal-mahal bertahan cuma sebentar, karena ribet banget kebanyakan cahaya mati terlalu redup busuk.

Akhirnya setelah cari informasi tanaman apa yang cantik tapi perawatannya nggak ribet, jatuhlah pilihan saya pada si mungil moss rose alias sutera jepang alias portulaca.

Tadinya beli online harganya satu rumpun Rp 10.000,-, tapi ternyata saat lewat Jl. Juanda ternyata tukang bunga juga banyak yang jualan meski pilihannya terbatas. Harganya di tukang bunga hanya Rp 2.000,- murah kan...

Setelah beli langsung cari spot yang bermandikan cahaya matahari, masih ngerepotin Papanya Fio minta di buatin rak dari palet dengan alasan biar rapi. Akhirnya jadi juga beberapa pot moss rose mejeng di teras rumah.

Ternyata moss rose ini termasuk tanaman sukulen jadi tanaman ini senang di letakkan di tempat yang banyak cahaya matahari. Menyiramnya juga jangan terlalu banyak, ada di sebuah grup yang bilang cukup 3 hari sekali. Kalau saya seingatnya aja ^_^gardener macam apa ini!!! Apalagi musim hujan gini nggak usah menyiram.

Meski mudah memelihara moss rose tetapi kalau kita mau usaha sedikit menyayangi bunga mungil ini, hasilnya bisa di luar dugaan lho.... Pernah saat liburan panjang, saya mereplant si moss rose, kemudian saya siram dengan pupuk mol. Alhasil si mungil ini semakin rajin berbunga, jumlah bunganya bisa dua kali dari biasanya. Tetap beda lah ya yang terawat dan yang tidak terawat. Bahkan saya pernah baca, kalau tanaman hias  sering di ajak ngomong si tanaman akan semakin sehat dan cantik. Tapi saya belum pd ngomong2 ke tanaman saya ini

Ini beberapa gambar moss ros yang sempat saya jepret.





Gambar yang paling terakhir saya ambil dari sebuah grup pecinta moss ros, pengennya siy suatu saat bisa punya kebun koss rose seperti itu.